Belajar Bahasa Arab Metode Integratif
Penulis | : | Prof. Dr. Ibnu Burdah, MA. |
Ukuran | : | 14 x 20 cm |
Tebal | : | xviii + 112 hlm. |
ISBN | : | 978-623-466-402-7 |
Cover | : | Soft cover |
Berat | : | 0 |
Sejauh ini, ketika pembelajar pemula ditanya “apa yang anda ketahui tentang bahasa Arab?” Maka jawaban yang sering muncul adalah Bahasa Arab sebagai Bahasa Surga, Bahasa Alquran, dan Bahasa Agama Islam. Jawaban-jawaban tersebut secara tidak langsung mengindikasikan paradigma sebagian masyarakat Indonesia yang membatasi peran bahasa Arab di era modern. Surga, Alquran, dan Islam terkait pada hal-hal yang bersifat bayani tetapi bahasa Arab juga memiliki fungsi lain yang sangat besar yakni sebagai bahasa ilmu pengetahuan, bahasa resmi negara-negara Arab, bahasa resmi PBB, dan bahasa komunikasi masyarakat internasional.
Paradigma tersebut disinyalir menjadikan sebagian masyarakat Indonesia keliru memahami fungsi Bahasa Arab. Belum lama ini terdapat perdebatan yang cukup menggelitik mengenai fenomena pengukiran lafadz /yamin/ ‘kanan’ dan /syimal/ ‘kiri’ di sepasang sandal yang diunggah di media sosial. Di antara masyarakat dunia maya banyak yang menghujat pelaku pengukir sandal tersebut. Mereka menganggap apa yang dilakukan telah mencoreng kemuliaan bahasa Arab. Lebih mengherankan lagi, ada yang sangat keliru memahami bahwa kata tersebut sejajar dengan lafadz Allah dan ayat Alquran yang suci dan kita junjung tinggi. Efek dari sakralitas bahasa Arab secara keliru ini kadang justru mengakibatkan terbatasnya para pembelajar atau peminat bahasa Arab itu sendiri. Doktrin yang diperoleh sejak dini mengenai bahasa Arab yang hanya berkutat pada urusan agama membawa mereka pada pemahaman bahwa bahasa Arab tidak cukup laku di panggung dunia internasional.
Belajar Bahasa Arab Metode Integratif
Penulis | : | Prof. Dr. Ibnu Burdah, MA. |
Ukuran | : | 14 x 20 cm |
Tebal | : | xviii + 112 hlm. |
ISBN | : | 978-623-466-402-7 |
Cover | : | Soft cover |
Berat | : | 0 |
Sejauh ini, ketika pembelajar pemula ditanya “apa yang anda ketahui tentang bahasa Arab?” Maka jawaban yang sering muncul adalah Bahasa Arab sebagai Bahasa Surga, Bahasa Alquran, dan Bahasa Agama Islam. Jawaban-jawaban tersebut secara tidak langsung mengindikasikan paradigma sebagian masyarakat Indonesia yang membatasi peran bahasa Arab di era modern. Surga, Alquran, dan Islam terkait pada hal-hal yang bersifat bayani tetapi bahasa Arab juga memiliki fungsi lain yang sangat besar yakni sebagai bahasa ilmu pengetahuan, bahasa resmi negara-negara Arab, bahasa resmi PBB, dan bahasa komunikasi masyarakat internasional.
Paradigma tersebut disinyalir menjadikan sebagian masyarakat Indonesia keliru memahami fungsi Bahasa Arab. Belum lama ini terdapat perdebatan yang cukup menggelitik mengenai fenomena pengukiran lafadz /yamin/ ‘kanan’ dan /syimal/ ‘kiri’ di sepasang sandal yang diunggah di media sosial. Di antara masyarakat dunia maya banyak yang menghujat pelaku pengukir sandal tersebut. Mereka menganggap apa yang dilakukan telah mencoreng kemuliaan bahasa Arab. Lebih mengherankan lagi, ada yang sangat keliru memahami bahwa kata tersebut sejajar dengan lafadz Allah dan ayat Alquran yang suci dan kita junjung tinggi. Efek dari sakralitas bahasa Arab secara keliru ini kadang justru mengakibatkan terbatasnya para pembelajar atau peminat bahasa Arab itu sendiri. Doktrin yang diperoleh sejak dini mengenai bahasa Arab yang hanya berkutat pada urusan agama membawa mereka pada pemahaman bahwa bahasa Arab tidak cukup laku di panggung dunia internasional.